Jenifer Stacia
Angkatan 86

Sebagai orang tua tentu kita memiliki keinginan memberikan yang terbaik untuk anak – anak kita, idak terkecuali pendidikan. Namun dengan adanya banyak pilihan sekolah sekarang ini membuat kita berulang kali mempertimbangkan sekolah mana yang kiranya “terbaik” untuk anak kita. Tentunya kita ingin anak kita mengalami perkembangan intelektual dan spiritual yang seimbang. Jangan sampai sisi intelektualnya saja yang terbentuk tapi sisi spiritualnya tidak terasah dengan baik atau tumpul. Oleh karenanya saya memilih menyekolahkan ketiga buah hati saya di KB – TK Santa Maria Surabaya. Disini anak – anak diajak bermain sambil belajar serta nilai – nilai kristianinya terbentuk. Meski sudah 30 Tahun lebih saya meninggalkan sekolah ini tatkala saya menginjakkan kaki saya kembali, saya masih melihat nilai – nilai yang sama mengakar kuat dalam keseharian di sekolah. Saya masih ingat, saya makan bersama, dimana anak diajarkan untuk mengantri, melayani temannya, mengambilkan piring dan alat makan kemudian mengucap doa dan menikmatinya bersama – sama. Kemudian anak diajak bertanggung jawab membereskan peralatan makannya serta meletakkannya di tempat cucian. Hal – hal yang terlihat kecil, sepele namun mampu menjadi dasar dalam pembentukkan karakter anak untuk menjadi pribadi yang tangguh, hebat dikemudian hari baik secara intelektual dan spiritual, serta mampu menghidupkan semangat “servite et amare” / serviam / saya mau mengabdi dalam kehidupan mereka sehari – hari di dalam keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antara perkembangan intelektual dan spiritual-lah yang menjadi kunci bagi saya untuk menyekolahkan ketiga buah hati saya di KB – TK Santa Maria Surabaya. Dengan didasari nilai – nilai kristiani dan semangat “serviam” dalam keseharian anak di sekolahdan dipadu dengan kurikulum terbaru dan dipadu dengan kurikulum terbaru dan kecanggihan teknologi. Saya percaya anak – anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, hebat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masih teringat jelas diingatan saya akan kebiasaan makan bersama di sekolah. Dimana anak diajarkan bersyukur, melayani serta tanggung jawab hanya melalui acara sederhana itu. Namun hal – hal kecil seperti inilah yang terus saya bawa hingga kini dan yang hendak saya tularkan kepada anak – anak saya sendiri mungkin sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang unggul dikemudian hari dengan di dasari iman Katolik yang kuat.